Jumat, 10 Agustus 2018

Pantai baru jogja sejuk

Pantai Baru Bantoel Jogjakarta





Ulasan Singkat Pantai Baru Bantul Jogja
  • Pantai Baru terletak di Pantai Pandansimo sebelah timur. Di wilayah ini terdapat jejeran pantai-pantai yang mulai dibuka dan dikelola oleh Pokdarwis hal ini dimulai dengan semakin tingginya tingkat wisatawan yang datang ke Bantul.
  • Sewaktu memasuki Pantai Baru terdapat Patung Harimau dan Hiu Tutul yang ikon Pantai Baru.Awal mula harimau dijadikan simbol pada saat salah satu keluarga keraton melakukan pertapaan, beliau ditemui oleh penampakan seekor Harimau yang sangat besar. Sehingga sampai sekarang terkenal dengan sebutan Pantai Pandan (pohon pandan) dan Simo (Harimau).
  • Sedangkan Hiu Tutul karena pada tanggal 1 agustus 2012 terdapat Hiu yang terdampar di Pantai Baru. semenjak adanya Hiu terdampar tersebut pariwisata di Pantai Baru mulai melonjak hingga sekarang.
Tiket masuk Pantai Baru Bantul Jogja :
  • Untuk tiket masuk tempat wisata per orang  Rp. 4.000
  • Tiket Parkir Bus    : Rp. 15.000,-
  • Tiket Parkir Minibus : Rp.10.000,-
  • Tiket Parkir Mobil  : Rp. 5000,-
  • Tiket Parkir Motor : Rp. 2000,-
Jam buka wisata Pantai Baru Bantul Jogja :
  • Buka setiap hari, mulai pukul : 06.00 – 17.00 WIB.
Fasilitas yang ada di objek wisata Pantai Baru Bantul Jogja?
  • Toilet , retribusi Rp.2000,-
  • Mushola
  • Warung Makan
  • Tempat pakir luas
  • Hiburan
  • Kolam renang mini
  • ATV
Cara menuju lokasi Pantai Baru Bantul Jogja :
  • Dari Kota Yogyakarta, Pojok Benteng Kulon ke selatan lurus saja melewati jalan Bantul. Melewati kota Bantul lurus ke selatan,lewati  Jalan Samas sampai ketemu TPR (Tempat Pembayaran Retribusi), bayar tiket di TPR tsb.Setelah melewati TPR nanti ada beberapa pantai berderet. Pantai Baru ini sejajar dengan Pantai Goa Cemara  Pantai Samas dan Pantai Kwaru.

Kawasan eksotis Hutan Pinus jogjakarta

Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul, Jogjakarta


Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul langsung menjadi gambar paling panas di situs 9GAG (13/5). Dalam foto yang telah dikomentari 1.927 orang tersebut rata-rata takjub dengan desain panggung terbuka di Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul Yogyakarta itu. Hingga artikel ini ditulis, foto tersebut sudah mendapatkan poin dari pembaca lebih dari 6.844 poin.Dalam postingan tersebut tertulis ‘What band/singer would be suitable to have a concert there?’ (Siapa band/penyanyi yang cocok untuk konser di situ). Sontak pertanyaan ini mendapatkan jawaban-jawaban yang mengocok perut. Sayangnya postingan tersebut tidak mencantumkan lokasi Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Padahal bisa menjadi salah satu promosi pesona Indonesia di media sosial 9GAG.com.
Beberapa jawaban menyaranakan nama atau penyanyi seperti Justin Timber-lake, Green Day, hingga Linkin Log Park yang merupakan pelesetan dari Linkin Park.Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul merupakan salah satu hutan pinus alternatif selain hutan pinus top selfie Magelang. Lokasi Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul ini memang berdekatan dengan tempat wisata seperti perkebunan Mangunan hingga area makan raja-raja kesultanan Mataram Yogyakarta.
Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul ini merupakan area terbuka yang sangat menawan. Pohon-pohon tinggi yang menjulang akan menjadi pesona tersendiri bagi pasangan untuk melakukan selfie romantis di Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul.
Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul juga menjadi salah satu destinasi para pesepeda dari Yogyakarta. Tak berbeda jauh dengan lokasi Tebing Keraton Bandung yang kerap menjadi tempat berkumpulnya para penggemar hobi sepeda gunung. Jalurnya yang mendaki akan menjadi tantangan sendiri bagi para pesepeda.Yogyakarta memang kini tengah hits setelah penayangan film Ada Apa Dengan Cinta 2. Bahkan para penonton penasaran dengan tempat-tempat syuting AADC 2 di sekitar Yogyakarta. Salah satu yang banyak dikunjungi diantaranya adalah Punthuk Setumbu dan Gereja Ayam di Magelang, Jawa Tengah.Meskipun di kenal dengan Gereja Ayam, menurut warga sekitar, tempat itu sebenarnya bernama Bukit Rema. Dan bangunan yang mirip dengan ayam tersebut bukanlah ayam, melainkan merpati. Namun wisatawan sudah terlanjur mengenalnya dengan Gereja Ayam.Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul ini sudah tersedia fasilitas toilet umum. Bahkan juga sudah dibangun gardu pandang di atas pohon. Hati-hati dan bersabar utuk antre, karena kapasitas gardu pandang di Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul ini sangat terbatas. Utamakan keselamatan dan jangan terlalu nafsu ingin mendapatkan spot selfie paling menarik.Tidak perlu bingung jika sudah masuk waktu salat bagi traveler muslim dan backpacker muslim. Karena sudah dibangun musholla kecil untuk menampung para wisatawan yang hendak menjalankan ibadah salat di area wisata Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul.Jarak dari pusat kota Yogyakarta sekitar 23 kilometer. Lokasi Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul ini bisa ditempuh selama kurang lebih 60 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor dari pusat kota.Selain puncak Kalibiru di Kulonprogo, tak jauh dari Hutan Pinus Mangunan Dlingo ini juga terdapat kawasan wisata puncak Becici yang memiliki gardu pandang instagramable. Jangan lewatkan untuk mengunjungi puncak Becici setelah berkunjung ke Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul Yogyakarta.
Add caption

Akses Jalan Menuju Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul, Yogyakarta

Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul memang sangat tinggi sehingga membentuk seperti kanopi alami. Saat berada di bawah pepohonan hutan pinus ini, berkas cahaya yang masuk akan terlihat sangat indah terutama disaat pagi hari. Tak heran jika Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul ini menjadi salah satu destinasi wisata populer di Yogyakarta.Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul ini berada di Desa Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Hutan ini konon awalnya merupakan tanah tandus yang tak memiliki kehidupan. Hingga akhirnya mengalami penghijauan dengan ditanami pohon pinus. Kawasan hutan pinus yang indah ini merupakan kawasan yang dikelola oleh pengelola hutan Mangunan. Namun secara administratif kawasan Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul ini masih dalam tataran wilayan Imogiri.
Cara menuju Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul tidak terlalu sulit. Lokasinya berada di bagian selatan Yogyakarta. Cara yang paling mudah adalah dengan menyusuri jalan Imogiri Timur. Dengan menelusuri jalan menuju makam raja Imogiri Bantul.Sebelum mencapai makan Imogiri Bantul terdapat sebuah pertigaan menuju arah Mangunan. Jalur yang dilalui akan terbelah ke dua tujuan, salah satunya adalah kebun buah Mangunan dan Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul. Akses jalan sudah cukup bagus namun sangat disarankan menggunakan kendaraan tinggi karena medan jalan yang cukup menanjak.

Keunikan Hutan Pinus Mangunan Dlingo

Kawasan hutan pinus ini memang kerap dijadikan sebagai tempat wisata anak muda. Tak heran jika kawasan ini sangat dikenal di sosial media seperti Instagram. Apalagi ditambah dengan dibangunnya panggung terbuka yang bisa digunakan untuk ruang teater, sastra, hingga ruang pertunjukan musik di area terbuka yang sejuk.
Panggung dan bangku-bangku penonton didesain setengah lingkaran. Semua fokus mengarahkan bangku-bangku pada panggung. Bahan bangku dan panggung semua diambil dari kayu pohon yang masih terlihat bentuk aslinya. Inilah yang menjadikan kawasan panggung ruang terbuka Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul Yogyakarta menjadi unik dan menarik.elain kerap dijadikan sebagai salah satu destinasi anak muda, kawasan Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul ini juga tak pernah luput dari lokasi pemotretan pre-wedding hingga video klip iklan. Bahkan beberapa orang menyebutnya merupakan tempat syuting film romantis Twilight.

Waktu Terbaik Mengunjungi Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul, Yogyakarta

Destinasi wisata yang menarik akan menjadi magnet bagi para traveler dan backpacker. Jadi, waktu paling tepat untuk mengunjungi destinasi wisata yang indah ini adalah saat weekdays. Jika baru bisa berkunjung saat weekend, datanglah lebih awal pagi-pagi sekali agar bisa benar-benar mengeksplorasi lebih banyak sudut untuk selfie atau foto-foto keindahan alam Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul saat mentari baru muncul.
Golden time untuk mengungjungi Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul ini sekitar pukul 06.00 – 10.00 WIB atau pukul 15.00-18.00 WIB. Tak salah juga jika datang pada siang hari, apalagi dari Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul ini juga tidak terlalu jauh dengan destinasi wisata menarik lainnya di Mangunan, Bantul. Diantaranya kebun buah Mangunan dan Puncak Becici yang bisa dijadikan salah satu destinasi selfie terbaik di Bantul Yogyakarta.

Tips Wisata di Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul, Jogja

Ada baiknya menggunakan kendaraan pribadi. Jika ingin benar-benar memudahkan tentu disarankan menggunakan kendaraan roda dua. Namun harus hati-hati saat musim hujan karena jalan akan cukup licin terutama saat guyuran hujan. Begitu juga kondisi lokasi wisata akan sedikit berkabut sehingga mengurangi jarak pandang.Jika menggunakan kendaraan roda empat, gunakan kendaran yang cukup tinggi dan mampu menanjak dengan baik. Medan jalan cukup terjal dan mendaki. Usahakan dikemudikan oleh orang yang sudah berpengalaman. Pastikan kendaraan diparkir dengan aman dan jangan sekali-kali meninggalkan barang berharga di kendaraan.Meskipun lokasi wisata ini bebas dikunjungi bukan berarti tanpa aturan. Harap tidak membuang puntung rokok sembarangan karena bara api rokok bisa menyulut kebakaran di Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul. Buang sampah pada tempatnya dan berlakulah sopan. Hutan Pinus Mangunan Dlingo ini bukan tempat untuk berbuat asusila atau perbuatan amoral remaja. Perhatikan norma dan tata krama yang dijunjung di Imogiri. Apalagi letaknya tidak jauh dari makam Raja Mataram yang disakralkan oleh warga Yogyakarta.
Jika ingin membawa bekal makanan, perhatikan untuk tidak membungkus dengan kertas nasi atau plastik. Usahakan membungkus makanan dengan tempat makan yang tidak menimbulkan sampah. Akan sangat lebih bijak lagi jika tidak membuang sampah apapun di area wisata Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul.

Tiket Masuk Hutan Pinus Mangunan Dlingo

Tarif masuk belum diberlakukan di Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul. Bahkan tidak ada retribusi untuk penggunaan kamera DSLR sekalipun. Namun untuk izin syuting dan keramaian harus ada izin dari pengelola dan aparat desa setempat.
Retribusi yang dipungut oleh pengelola hanyalah biaya parkir yang sangat terjangkau sekali. Untuk parkir motor hanya dipungut Rp 3.000 saja, sedangkan untuk biaya parkir mobil hanya dipungut Rp. 10.000 saja. Sangat murah mengingat belum ada tiket retribusi yang dikenakan bagi pengunjung yang datang ke Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul ini. Untuk parkir bus dipatok Rp. 20.000. Sedangkan untuk izin foto pre-wedding dipatok dengan harga Rp. 50.000.

Tak Layak Dicontoh, Traveler Alay Kerap Merusak Fasilitas Wisata dan Keindahan Alam

Rasa prihatin tak bisa disembunyikan jika melihat jejak-jejak vandalisme di Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul ini. Beberapa coretan terlihat di papan-papan informasi yang dipasang di sektiar area Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul ini. Apalagi dengan kata-kata kurang pantas. Hal seperti ini rasanya mustahil dilakukan oleh warga sekitar.
Kelakuan traveler alay makin hari memang makin memprihatinkan. Beberapa kerusakan kulit pohon yang dikelupas sengaja untuk mengukir nama pasangan alay masih kerap ditemukan. Please dong, apa kalian tidak bisa mengukirnya di hati kalian saja? Jangan sampai alam juga tahu jika kalian sedang dimabuk asmara. Soalnya sayang juga jika hubungan kalian putus dan memorinya malah menjadi bukti kerusakan yang kalian lakukan!
Tingkat kesadaran traveler atau wisatawan lokal memang masih perlu ditingkatkan. Hutan Pinus Mangunan Dlingo Bantul ini juga masih kerap ditemukan sampah tissue bekas. Padahal di beberapa sudut sudah disediakan tempat sampah yang rasanya sudah cukup memadai untuk kebutuhan wisatawan yang datang. Jadilah traveler yang bijak. Jika ada traveler lain yang melakukan tindakan tidak terpuji, tegurlah dengan santun dan diingatkan. Agar kelestarian serta kebersihan hutan pinus Imogiri Bantul ini tetap terjaga.


Kali Mudal KulonProgo

Wisata baru di KulonProgo Yogyakarta




Taman Sungai Mudal adalah obyek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo, atau sekitar 1 jam dari pusat kota Yogyakarta jika berkendara. Tempat ini berupa kolam pemandian yang airnya selalu nampak jernih dan berwarna toska yang indah.
Ekowisata ini diberi nama Taman Sungai Mudal karena air di sini berasal dari mata air Mudal. Serta tampilan sekitar lokasi ini memang dibuat layaknya sebuah taman, dimana orang-orang berkumpul untuk bersenang-senang sembari menikmati pesona alam.
Tempat rekreasi baru di Jogja ini berawal dari inisiatif warga tempat Taman Sungai Mudal berada, yaitu gerakan bersih-bersih di mata air dan bantaran aliran sungai Mudal yang dimulai sejak tahun 2011 oleh masyarakat Banyunganti khususnya RW 05. Menyadari potensi wisata berupa air terjun, kolam pemandian dan renang, flora dan fauna, jeram-jeram, serta pemandangan pegunungan Menoreh yang memikat.
Selain membantu perekonomian warga sebagai ekowisata, Taman Sungai Mudal ternyata masih menjadi sumber irigasi bagi sawah-sawah sekitarnya dan konsumsi air bersih bagi warga. Sementara itu, sekitar 95 meter dari lokasi mata air terdapat air terjun. Spot menarik setelahnya adalah jeram-jeram dan lubuk yang ada setelah air terjun Mudal.
Air terjun yang terdapat di sekitarnya adalah Air Terjun Kembang Soka dan Air Terjun Kedung Pedut yang karakteristiknya hampir sama satu sama lain. Beberapa di antaranya adalah Bendung Pule, Kedung Wong, Kedung Luweng, Kedung Dowo, Kedung Rempelas, Kedung Awar-awar, dan Kedung Gedoya.
Kolam pemandian dan berenang berada di area Kedung Gedoya. Ada juga kolam yang dibuat ramah untuk anak dengan kedalaman 1 – 1,5 meter dan untuk dewasa kedalamannya 1,5 – 2 meter. Kolam pertama berukuran luas 7 x 11 m² untuk bermain dan berenang anak. Sedangkan kolam kedua berukuran 7 x 10 m².
Jika ingin mengambil foto saat di dalam kolam, anda disarankan untuk berfoto di pagi atau sore hari. Hasilnya akan menjadi lebih bagus dan menarik karena air jernih di Taman Sungai Mudal bertemu dengan sinar matahari di samping anda bukan di atas seperti saat siang.
Untuk anda yang kebetulan kurang bersahabat dengan wisata air, bisa mencoba trekking ke Watu Wayang. Tempat ini adalah tebing batu kapur dan konon mirip dengan kelir wayang, maka masyarakat menyebutnya Watu Wayang. Di Watu Wayang, anda akan dapat menemukan banyak kera ekor panjang. Atau anda juga bisa berjalan-jalan keliling Taman Sungai Mudal yang sejuk dan asri dipenuhi pepohonan rindang serta bunga-bunga cantik.
Agar pengunjung tambah merasa nyaman ketika berkunjung ke Taman Sungai Mudal, pengelola menyediakan fasilitas selengkap mungkin untuk menyenangkan hati para penikmat alam yang berkunjung. Fasilitas umum seperti kamar mandi, kamar ganti, mushola, dan warung makan sudah tersedia di sana. Tak lupa gazebo untuk beristirahat juga tertata rapi.
Menariknya lagi, pihak pengelola Taman Sungai Mudal turut menyediaan akses internet. Adanya fasilitas WiFi bertujuan agar pengunjung lebih mudah mengunggah foto-foto ke akun media sosial. Dengan begitu diharapkan Ekowisata Taman Sungai Mudal juga akan semakin dikenal masyarakat luas. Kalau kebetulan anda atau salah seorang keluarga ada yang tak mahir berenang, di sini ada pula penyewaan pelampung dan hanya membayar IDR5.000 saja.
Secara perlahan pengelola mulai membangun berbagai aktivitas outdoor agar pengunjung makin tertarik dan banyak yang datang. Beberapa di antaranya adalah berkemah, flying fox, dan river tubing. Wahana flying fox nampaknya sudah mulai dibuka dan anda cukup membayar seeitar IDR15.000/orang. Sementara untuk masuk ke Taman Sungai Mudal, anda diharuskan membayar retribusi sebesar IDR4.000 saja, ditambah uang parkir IDR2.000/motor dan IDR5.000/mobil.

Lokasi Kali Mudal

Dari Perempatan Tugu Jogja – Menuju ke arah barat – Perempatan Demak Ijo di Ring road barat – Jalan Godean lurus – Ikuti penunjuk jalan sampai melewati Jembatan Sungai Progo – Ambil arah jalan menuju Goa Kiskenda – Pertigaam Goa Kiskenda lururs – Pertigaan hutan pinus belok kiri ke arah Kokap – Anda tinggal mengikuti papan penunjuk jalan ke Taman Sungai Mudal.

Kali Mudal
  • Alamat      : Pedukuhan Banyunganti, Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo
  • HTM         : IDR4.000
  • Jam buka : 08.00 – 17.00
  • Kegiatan   : berenang, fotografi, trackingcampingflying fox
  • GPS            : -7.7708444,110.1015061

Kamis, 09 Agustus 2018

KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT

Kompleks istana itu dibangun antara 1755 dan 1756 (tahun Jawa: 1682) untuk Hamengku Buwono I, Sultan pertama Yogyakarta. Itu adalah salah satu tindakan pertama monarki menyusul penandatanganan Perjanjian Giyanti, yang mengakui penciptaan Kesultanan Yogyakarta di bawah kekuasaan raja Belanda East India Company. Sebuah hutan beringin, terlindung dari banjir oleh lokasi antara dua sungai, terpilih sebagai situs untuk istana baru.

Pada tanggal 20 Juni tahun 1812, Stamford Raffles memimpin pasukan Inggris 1.200-kuat untuk menyerang kota kerajaan berdinding Yogyakarta. Orang Jawa, meskipun outnumbering penyerbu, tidak siap untuk serangan dan diambil kembali oleh acara tersebut. Dalam satu hari kota Yogyakarta jatuh dan istana raja dipecat dan dibakar. Total jarahan dari istana senilai £ 15.000 dalam emas, perhiasan dan mata uang keras (yang nilai £ 500.000 hari ini). Acara ini adalah pertama kalinya sebuah serangan telah dilakukan ke pengadilan di Jawa dan sebagai hasilnya kesultanan benar-benar ditundukkan kepada otoritas kolonial. 

Sebagian besar bentuk istana saat ini dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono VIII yang memerintah dari tahun 1921 ke 1939. Ini menderita gempa bumi pada tahun 1876 dan 2006, dan kemudian dibangun kembali setelah kehancuran.
Kepala arsitek istana ini adalah Sultan Hamengkubuwono I, pendiri Kesultanan Yogyakarta. Keahliannya dalam arsitektur dihargai oleh ilmuwan Belanda Theodoor Gautier Thomas Pigeaud dan Lucien Adam yang menganggapnya sebagai "arsitek" dari saudara Pakubuwono II Surakarta Sunanate.The bangunan dasar dan desain dasar tata letak istana berikut desain dasar dari landscape kota tua Yogyakarta diselesaikan antara 1755 -1756. Bangunan lain kemudian ditambahkan oleh kemudian Sultan Yogyakarta. Bentuk hadir istana sebagian besar merupakan hasil pemugaran oleh Sultan Hamengkubuwono VIII (memerintah 1921-1939).
Secara umum, setiap kompleks utama terdiri dari halaman tertutup dengan pasir dari pantai selatan, bangunan utama dan pendamping, dan kadang-kadang ditanami pohon tertentu. Kompleks pertama dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup tinggi dan terkait dengan regol, yang biasanya gaya Semar Tinandu. Pintu Istana terbuat dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di depan setiap pintu biasanya ada dinding penyekat yang disebut renteng atau Baturono. Dalam regol tertentu isolasi ini, ada ornamen tradisional Jawa yang khas. 


Bangsal utama
Bangunan Kraton Yogyakarta terlihat gaya arsitektur Jawa yang lebih tradisional, arsitektur tradisional Jawa biasanya memiliki konstruksi bangunan kayu yang ada di relief candi, yang tentu saja, adalah bangunan yang digunakan oleh masyarakat pada masa klasik. Beberapa ornamen dengan flora, fauna, atau motif alam sering ditemukan dalam karya arsitektur ini. Di beberapa bagian, sentuhan terlihat budaya asing seperti Portugis, Belanda, bahkan Cina dapat dilihat. Bangunan di setiap kompleks biasanya berbentuk / dibangun Joglo atau derivasi / konstruksi turunan. Joglo terbuka tanpa dinding disebut Bangsal, sedangkan joglo tertutup dengan dinding yang disebut Gedhong (gedung). Selain itu, ada sebuah bangunan dalam bentuk kanopi bambu dan memiliki tiang yang disebut Tratag. Pembangunan gedung ini beratap dengan seng dan zat besi.
Permukaan atap joglo adalah trapesium. Bahannya terbuat dari sirap, genteng, atau seng dan biasanya berwarna merah atau abu-abu. Atapnya didukung oleh pilar utama yang disebut soko guru, yang terletak di tengah-tengah bangunan, serta tiang-tiang lainnya. tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau hitam dengan ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas atau orang lain. bagian-bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna senada dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misalnya Manguntur Tangkil) memiliki Mirong Putri ornamen, sebuah stylisation kaligrafi Allah, kaligrafi Muhammad, dan Alif Lam Mim Ra, di tengah tiang.

Untuk alas batu, Ompak, warna hitam dikombinasikan dengan ornamen emas. Warna putih mendominasi dinding bangunan serta dinding pemisah kompleks. Lantai biasanya terbuat dari marmer putih atau dari ubin bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir. bangunan tertentu memiliki lantai utama yang lebih tinggi. bangunan lainnya dilengkapi dengan batu persegi yang disebut Selo Gilang, untuk menempatkan tahta Sultan.

Setiap bangunan memiliki kelas tergantung pada fungsinya termasuk kedekatannya dengan posisi pengguna. Kelas utama misalnya, adalah bangunan yang digunakan oleh Sultan dalam kapasitas jabatannya, memiliki lebih detail ornamen yang lebih rumit dan indah dari kelas bawah. Kelas bawah bangunan memiliki ornamen sederhana atau bahkan tidak memiliki sama sekali. Selain ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian atau seluruh bangunan itu sendiri.

Kraton berarti tempat di mana Ratu (dalam bahasa Inggris: Queen, dalam bahasa Jawa juga berarti: Raja) berada. Kata Keraton (Keraton adalah seperempat dari keluarga kerajaan yang tinggal di istana) (bentuk singkat dari ratu / Ka-ratuan) berasal dari kata Ratu, yang dalam bahasa Melayu berarti raja. Istana ini dibangun sesuai dengan Filsafat Jawa dan diselimuti oleh mistisisme. Pengaturan tata ruang istana, termasuk Cityscape dari kota tua Yogyakarta, termasuk arsitektur, arah bangunan, dan benda semua milik nilai dan keyakinan mitologis sistem Jawa. Jalan utama kota tua membentuk garis lurus dari Tugu Yogyakarta, Kraton, Gunung Merapi ke Krapyak Berburu Rumah. Tata letak berarti "asal-usul manusia dan tujuan terakhir mereka" (bahasa Jawa: sangkan paraning dumadi).

Jalan dari Krapyak Berburu Rumah ke istana melambangkan penciptaan pertama laki-laki panggung untuk dewasa. Desa-desa sekitarnya Krapyak Berburu Rumah diberi nama Mijen dari wiji kata (biji). Sepanjang jalan, asam dan pohon ceri Spanyol ditanam untuk mewakili perjalanan dari anak menjadi dewasa. Kemudian pergi ke Tugu Yogyakarta dan akhirnya berakhir di istana, yang berarti akhir dari kehidupan manusia dan memenuhi pencipta. Dan akhirnya tujuh gerbang Gladhag untuk Donopratopo berarti tujuh langkah ke surga.

Tugu Yogyakarta (gilig golong monumen) yang terletak di sisi utara kota tua adalah simbol dari "penyatuan antara raja (golong) dan orang-orang (gilig)" (bahasa Jawa: manunggaling kawulo gusti). Hal ini juga melambangkan kesatuan akhir dari pencipta (Khalik) dan rakyatnya. Gerbang Donopratoro (gerbang ke Kedaton kuartal) berarti "orang yang baik adalah seseorang yang murah hati dan tahu bagaimana mengontrol nafsu" dan dua patung Dwarapala, bernama Balabuta dan Cinkarabala, masing-masing mewakili baik dan jahat. artefak magis istana diyakini memiliki kekuatan untuk memukul mundur niat jahat

Jangan Lupa Baca Ini Juga