Tampilkan postingan dengan label Wisata di Jogja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata di Jogja. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Agustus 2018

Pantai Indrayanti atau Pulang Sawal indah

Pantai Pulang Sawal


Pantai Pulang Sawal (Pantai Indrayanti) atau disingkat dengan Pantai Pulsa adalah salah satu pantai yang menarik dan eksotis berada di Dusun Ngasem, Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung KidulDaerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi Pantai Indrayanti, Kabupaten Gunungkidul terletak tepat di sisi timur Pantai Sundak. Keduanya dibatasi oleh perbukitan karang. Pantai Indarayati menawarkan keindahan panorama yang unik dibanding pantai-pantai lain di Gunungkidul.

Kontroversi


Awalnya, pantai ini dikenal dengan Pantai Indrayanti. Penyebutan nama Pantai Indrayanti sebelumnya menuai banyak kontraversi. Indrayanti bukanlah nama pantai, melainkan nama pemilik cafe dan restoran. Berhubung nama Indrayanti yang terpampang di papan nama cafe dan restoran pantai, akhirnya masyarakat menyebut pantai ini dengan nama Pantai Indrayanti. Sedangkan pemerintah menamai pantai ini dengan nama Pantai Pulang Syawal. Namun nama Indrayanti jauh lebih populer dan lebih sering disebut daripada Pulang Syawal. Keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan Pantai Indrayanti rupanya turut membawa dampak positif. Berbeda dengan pantai-pantai lain yang agak kotor, sepanjang garis pantai Indrayanti terlihat bersih dan bebas dari sampah. Hal ini dikarenakan pengelola tak segan-segan menjatuhkan denda sebesar Rp. 10.000 untuk tiap sampah yang dibuang oleh wisatawan secara sembarangan. Karena itu Indrayanti menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi.

Rute Perjalanan ke Pantai Indrayanti


Untuk menuju Pantai Indrayanti Kabupaten Gunungkidul, perjalanan terbilang mudah karena jalan telah beraspal halus. Tetapi Anda tetap disarankan untuk membawa kendaraan sendiri atau menyewa kendaraan, sebab dari pusat Kota Yogyakarta masih belum tersedia angkutan umum yang dapat mengantarkan Anda ke lokasi Pantai Indrayanti. Jika Anda memulai perjalanan dari pusat Kota Yogyakarta, maka rute yang harus ditempuh adalah sebagai berikut :
Kota Yogyakarta - Piyungan - Patuk - Sambipitu - Arah Hutan Bunder - Gading - Logandeng - Siyono - Bundaran Tugu BPD - Jln. Kyai Legi - Jln. Lingkar Selatan - Jln. KRT Djojodinigrat - Jln. Girisubo - Wonosari - Jln. Saptosari - Tepus - (sebelum masuk Pantai Baron ambil ke timur arah Pantai Sundak - Somandeng - Pantai Indrayanti.

Kamis, 16 Agustus 2018

Pantai Wedi ombo Mempesona Untuk Wisatawan

Wedi Ombo adalah sebuah pantai yang terletak di ujung kota Yogyakarta. Berada di sisi pantai tertimur di Gunungkidul sebelum pantai Sadeng tentunya bila anda pernah berkunjung ke sana.
Sebuah pantai dengan pasir putih yang menawan. Pada sisi pantai terdapat sebuah teluk yang berhubungan langsung dengan laut dalam dengan hempasan ombak yang besar. Butuh ekstra kehati-hatian dan waktu tertentu untuk ke teluk ini. Lantaran bisa jadi memang anda bisa terjebak di antara tingginya gelombang yang tidak memungkinkan anda kembali sebelum air kembali surut. Biasanya penduduk di sana akan memberitahu bila air laut akan pasang.
Wedi ombo ini memang dikelilingi oleh pegunungan kars yang membuat seolah pantai ini berada pada cekungan bukit. Pantai yang tak cukup luas namun menawarkan pemandangan alam yang cukup indah.
Menyoal tentang rumah makan, anda juga tidak perlu khawatir lantaran ada beberapa warung makan sederhana yang siap mengobabti rasa lapar anda bila berada di pantai ini. Anda juga tak perlu sepenuhnya khawatir akan panas yang menyengat lantaran ada banyak pohon yang bisa anda jadikan sebagai tempat berteduh sambil memandang indahnya ombak pantai ini.
Bagi para pemancing, wedi ombo juga bukan tempat yang asing. Laut dalam menjanjikan umpan yang dipasang pada mata kail disambar oleh ikan predator besar. Maka jangan heran bila ke sana acapkali banyak pemancing yang bisa kita temui di sana dengan hasil ikan yang besar-besar seperti kakap merah, layur, cucut dan lain sebagainya.
Memang anda harus berjalan beberapa saat dari tempat parkir yang berada di atas untuk sampai ke pantai ini, hanya jangan khawatir pula lantaran jalan untuk menuju ke tempat ini juga telah di bangun senyaman mungkin bagi para pengunjung.

Pemandangan lain selain indahnya ombak dan hamparan pasir serta karang-karang laut, pada pagi hari anda juga bisa melihat aktifitas para nelayan yang mencari ikan dengan perahu-perahu mereka yang notabene berasal dari pantai-pantai sekitarnya seperti nelayan dari pantai Baron, Drini atau sadeng. Menjadi pemandangan unik yang bisa abadikan dengan bidikan kamera-kamera anda tentunya. Atau juga para penduduk yang sedang memancing ikan teri di pantai.

Cukup menarik bukan? Sebuah wahana wisata yang rasanya harus anda kunjungi saat berwisata pantai di Gunungkidul.  

Selasa, 14 Agustus 2018

Arung Jeram Citra Elo Magelang

Rafting Di sungai Citra Elo
Kegiatan arung jeram atau rafting merupakan salah satu kegiatan olah raga air yang dilakukan secara berkelompok. Arung Jeram dianggap sebagai kegiatan yang membutuhkan skil khusus sehingg tidak semua orang bisa melakukannya. Seiring dengan waktu olah raga arung jeram mulai banyak dinikmati dan bermunculan di bebagai biro wisata dan perjalanan yang akan mengelola perjalanan anda dengan menawarkan paket seperti fun rafting. Kegiatan yang dahulu dianggap cukup membahayakan sekarang berubah menjadi oleh raga yang sangat mengasyikkan dan menyenangkan.
Sebut saja Sungai Elo yang yang sering dipakai untuk mengadakan acara olah raga air terutama arung jeram. Sungai ini memiliki jeram-jeram dengan kelas II –III atau masuk tingkatan grade sedang dengan tingkat bahaya yang rendah. Bagi pemula sungai Elo ini cocok untuk tempat belajar arung jeram sekalipun anda tidak bisa berenang.
Menyusuri arung jeram magelang sungai Elo  dibutuhkan waktu 2-3 jam. Pemberangkatan berawal dari garis start di Desa Blondo hingga sampai di gariis finish di Desa Mendut. Biasanya kegiatan ini ramai diadakan setiap hari Sabtu dan Minggu. Dalam melakukan pengarungan , kalau diperlukan wisatawan dapat menyewa pemandu atau operator yang membuka dua trip atau sesion setiap harinya. Trip pertama mulai pukul 08.00 WIB dan Trip kedua pukul 14.00 WIB. Pada awal dann akhir musim hujan merupakan saat yang paling tepat untuk melakukan pengarungan karena volume air sungai sudah mulai naik tetapi belum banjir.
Sebenarnya melakukan arung jeram sangat mudah dilakukan, hanya butuh sedikit keberanian lebih dan stamina yang prima untuk dapat melakukannya. Sebelum kegiatan ini diimulai, para peserta akan diberi pengarahan dan penjelasan singkat yang dberikan oleh pihak operator penyelenggara. Pengarahan yang diberikan berkisar pada teknik-teknik dasar yang harus di ketahui misalnya cara menggunakan dayung serta tips keamanan bila tercebur ke sungai. Pengarungan berisi 5 orang dan akan dipandu oleh skipper atau juru mudi dan dikawal oleh perahu lain yang bertugas sebagai tim penyelamat.
Selama pengarungan di Arum Jeram Magelang Sungai Elo anda dapat melihat lima bentuk jeram dengan bentuk yang bebeda beda. Anda harus dalam posisi siap bepegangan kuat saat melewati jeram,, anda bisa terjengkang dalam posisi duduk bila anda lengah. Saat melintasi jeram tak jarang perahu akan tersangkut dengan batu besar dan seluruh peserta yang merupakan team harus berusaha keras untuk melepaskan perahu tesebut dari jepitan batu besar. Moment seperti itu merupakan saat yang menegangkan dan menantang.
Saat menyusuri sungai Elo dengan mengunakan perahu, anda dapat sekalian menikmati keindahan pemandangan yang berada pada tepian sungai. Air sungai yang kecoklatan belum tercemar sampah karena air bercampur lumpur akibat hujan di hulu. Jika anda beruntung, anda bisa melihat beberapa satwa yang sedang menampakkan diri waktu mencari makan seperti biawak dan kura-kura. Setelah selesai melakukan pengarungan, anda dapat melanjutkan perjalanan menuju candi Mendut atau candi Borobudur karena letaknya cukup dekat dengan garis pemberhentian perahu.
Lokasi
Garis Start atau titik pemberangkatan arung jeram berada di Desa Blondo dan berakhir sampai ke Desa Mendut. Kedua desa tersebut masuk wilayah Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Akses
Arum Jeram Magelang dimulai dari Desa Blondo yang merupakan garis start terletak tak jauh dari Jalan Raya Jogja Magelang sehingga dapat mudah diekses dari berbagai arah.
Harga Tiket
Untuk mendekati dan memasuki sungai ini tidak dipungut beaya. Biaya baru dikeluarkan apabila anda menyewa peralatan untuk melakukan pengarungan. Biaya untuk menyewa perahu dengan segala perlengkapannya adalah berkisar 100 ribu – 150 ribu per 2-3 jam. ( sept 2010 )
Fasilitas
Jika anda menggunakan jasa adventure team , akan mendapatkan perahu karet, pelampung, helm dan thorwing bag ( tali yang mengapung kesungai )yang akan dipergunakan apbila ada temen kita yang tercebur ke sungai. Ditambah lagi ada skipper yang bertugas memandu di setiap kapal dan tim penyelamat atau rescue team yang siap bergerak cepat bila ada peserta yang jatuh tercebur ke sungai. Fasilitas lainya berupa asuransi, jasa penjemputan di jembatan Blondo kembali ke titik pemberangkatan, foto kegiiatan, snack dan makan siang.. Sebelum melakukan pengarungan biasanya diawali dengan pelatihan pemanasan yang berupa games ringan yang di pandu oleh team outbond.
Jika berminat wisata air dengan kegiatan arung jeram magelang sungai elo ini bisa menjadi paket wisata anda di Jogja bersama rekan-rekan anda

Mini Zoo denggung Sleman Jogjakarta

JELANG akhir tahun, SLEMAN menambah destinasi wisata baru. Wisata edukasi berbasis alam yang berada di Jalan Magelang Km 8, tepatnya di Dusun Karang Geneng, Sendagadi, Mlati, Sleman, ini bernama Mini Zoo Sleman Exotarium Education Center.
Sleman Exotarium ini menempati tanah kas desa (TKD) Sedangadi, seluas 9 hektare yang berada di lembah dan di teras iring yang terbelah aliran Sungai Denggung, dan secara resmi dibuka GKR Hemas, Sabtu (23/12/2017) lalu.

Meski namanya mini zoo, bukan berarti Sleman Exotarium hanya berisi satwa. Sesuai visinya, yaitu edukasi, berbagai wahana yang berhubungan dengan pendidikan juga ada di tempat ini. Ada mini edukasi dan agropolitan yang mencakup budi daya perikanan, peternakan sapi, kambing PE dan kuda, serta sayuran organik.
Selain itu, ada play ground, bumi perkemahan dan outbound training, beberapa titik buat berswafoto, serta restoran dan kafe, termasuk ada juga kolam renang dan kolam tangkap ikan.
Wahana satwa dan pertanian ada di sisi barat Sungai Denggung, sementara play ground, bumi perkemahan, restoran dan kafe ada di sisi timurnya. Wahana pertanian berada di lahan teras iring pertama sisi barat Sungai Denggung.

Meski namanya mini zoo, bukan berarti Sleman Exotarium hanya berisi satwa. Sesuai visinya, yaitu edukasi, berbagai wahana yang berhubungan dengan pendidikan juga ada di tempat ini. Ada mini edukasi dan agropolitan yang mencakup budi daya perikanan, peternakan sapi, kambing PE dan kuda, serta sayuran organik.
Selain itu, ada play ground, bumi perkemahan dan outbound training, beberapa titik buat berswafoto, serta restoran dan kafe, termasuk ada juga kolam renang dan kolam tangkap ikan.
Wahana satwa dan pertanian ada di sisi barat Sungai Denggung, sementara play ground, bumi perkemahan, restoran dan kafe ada di sisi timurnya. Wahana pertanian berada di lahan teras iring pertama sisi barat Sungai Denggung.

GKR Hemas menyambut baik hadirnya Sleman Exotarium tersebut. Meski begitu, dia meminta pengelola tidak hanya berorientasi pada keuntungan material, namun juga mengembangbiakkan satwa dan tanaman langka, sehingga keberadaannya terjaga dan tidak punah.
“Dengan begitu anak cucu nantinya tetap dapat menyaksikan satwa dan tanaman langka secara nyata di alam kehidupan, bukan hanya di gambar,” kata istri Sri Sultan HB X itu saat membuka soft opening Sleman Exotarium.

Bupati Sleman Sri Purnomo menambahkan, Mini Zoo Sleman Exotarium bukan hanya menambah destinasi wisata baru di Sleman, namun juga sebagai destinasi education centre, termasuk dapat mengembangkan pariwisata Sleman ke depan.
“Dengan munculnya wahana baru ini akan banyak alternatif bagi wisatawan yang berkunjung ke Sleman,” tambahnya.

Fasilitas yang ada di Mini Zoo

 Edukasi Satwa

  • Reptil
  • Hewan Nokturnal (musang dan sugar glider)
  • Kelinci
  • Rusa
  • Kancil
  • Berkuda


  • Peternakan Sapi
  • Peternakan Kambing PE

  • Budidaya Ikan Produksi
  • Budidaya Ikan Hias dan Maskot
    • Tomat
    • Bayam
    • Terong
    • Cabai
    • Sawi

Minggu, 12 Agustus 2018

Goa Pindul Jogja


Gua Pindul adalah objek wisata berupa gua yang terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan KarangmojoKabupaten Gunungkidul.Gua Pindul dikenal karena cara menyusuri gua yang dilakukan dengan menaiki ban pelampung di atas aliran sungai bawah tanah di dalam gua, kegiatan ini dikenal dengan istilah cave tubing. Aliran sungai bawah tanah dimulai dari mulut gua sampai bagian akhir gua, di dalam gua terdapat bagian sempit yang hanya bisa dilewati satu ban pelampung, sehingga biasanya wisatawan akan bergantian satu per satu untuk melewati bagian ini. Panjang gua Pindul adalah 350 meter dengan lebar 5 meter dan jarak permukaan air dengan atap gua 4 meter. Penelusuran gua Pindul memakan waktu kurang lebih selama satu jam yang berakhir pada sebuah dam.Aliran sungai yang berada di dalam Gua Pindul berasal dari mata air Gedong Tujuh. Obyek wisata Gua Pindul diresmikan pada 10 Oktober 2010.

Wisata

Desa Bejiharjo terletak di kawasan pebukitan karst sehingga didominasi oleh batuan.Gua Pindul dapat dicapai dari kota Yogyakarta menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil melewati jalan Wonosari, letaknya sekitar 7 km ke arah utara kota Wonosari, setelah memasuki Desa Bejiharjo, perjalanan dilanjutkan mengikuti jalan aspal. Lokasi sekretariat Gua Pindul berada di ujung jalan. Penulusuran di dalam gua akan terdapat formasi bebatuan stalaktit, yaitu yaitu sejenis mineral sekunder yang menggantung di langit-langit gua kapur. Bahkan ada stalaktit yang sudah tumbuh sampai bawah dan menjadi seperti pilar. Beberapa batuan karst masih hidup dan meneteskan air. Gua Pindul terbagi menjadi tiga zona, yaitu zona terang, remang dan gelap. Salah satu bagian Gua Pindul terdapat tempat yang cukup lebar sehingga terlihat seperti kolam dan terdapat celah yang cukup lebar tempat sinar matahari masuk. Celah ini juga dapat dilalui sebagai jalur masuk dengan cara memasuki gua secara vertikal.Tempat wisata sekitar Gua Pindul terdapat Gua Gelatik (gua kering), monumen peninggalan Jenderal Soedirman, serta situs purbakala Sokoliman

Legenda

Legenda penamaan Gua Pindul yang dipercayai dan dikisahkan turun temurun oleh masyarakat sekitar berasal dari kisah perjalanan Joko Singlulung yang menelusuri hutan lebat, sungai, hingga gua untuk mencari ayahnya.Saat sedang menyusuri 7 gua yang memiliki aliran sungai di bawahnya, kepala Joko terbentur sebuah batu sesar yang ada di dalam gua. Gua tempat Joko terbentur tersebut dinamai Gua Pindul yang berasal dari kata dalam bahasa Jawa pipi gebendul yang berarti pipi yang terbentur.

Goa Kiskendo Menawan

Goa Kiskendo terletak di desa Trayu, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Gua ini terletak 15 kilometer ke arah selatan dari Kota Kendal lewat kota Kaliwungu. Hawanya sejuk karena berada di daerah perbukitan. Begitu memasuki kawasan Gua Kiskendo, pengunjung bakal melihat pintu gerbang gua yang demikian lebar dan besar. Pada hari Sabtu dan Minggu biasanya ramai dikunjungi oleh muda-mudi. Gua ini terbentuk selama berabad-abad akibat tetesan air yang turun ke bawah. Di sini ditemukan pula stagnit dan stalagtit. Kalau kita melangkah jauh ke dalam, pada bagian ujung gua bakal dijumpai sungai yang mengalir, menembus perut bumi.
Terdapat larangan mandi di sungai, namun pada saat air tidak pasang banyak juga warga sekitar yang mandi di sini. Airnya terasa sejuk dan menyegarkan. Setelah menyusuri jalan setapak yang berbatu, pengunjung mulai memasuki mulut goa yang cukup curam. Goa-goa kecil seperti Goa Lawang, Goa Pertapaan, Goa Tulangan, Goa Kempul dan Goa Kampret. Mengalirnya anak sungai yang membentuk cekungan di dalam goa menambah sejuk dan indah suasananya. Cekungan anak sungai ini dikenal dengan sebutan Kedung Jagan.
menurut warga sekitar gua tersebut merupakan peninggalan dari zaman rama dan sinta dalam tokoh perwayangan. gua tersebut konon menjadi gua persembunyian hanoman

Bagi yang suka ber selfi-selfi ria , buruan deh sempatin kesana.....berselfi-selfi dengan skalagmit  hhaaha

Sabtu, 11 Agustus 2018

Taman Sari Keindahan Menawan

Istana Air Taman Sari
juga dikenal sebagai Taman Sari, adalah situs dari bekas taman kerajaan Kesultanan Yogyakarta . Letaknya sekitar 2 km ke selatan di bawah tanah Kraton , Yogyakarta , Indonesia . Dibangun pada pertengahan abad ke-18, Taman Sari memiliki banyak fungsi, seperti area istirahat, bengkel, area meditasi, area pertahanan, dan tempat persembunyian. 
Taman Sari terdiri dari empat wilayah berbeda: danau buatan besar dengan pulau-pulau dan paviliun yang terletak di barat, kompleks pemandian di tengahnya, kompleks paviliun dan kolam di selatan, dan danau yang lebih kecil di timur. Saat ini hanya kompleks pemandian utama yang terawetkan dengan baik, sementara wilayah lain sebagian besar telah ditempati oleh permukiman Kampung Taman .
Sejak tahun 1995, Kompleks Istana Yogyakarta termasuk Taman Sari telah terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia yang tentatif

Etimologi 

Nama Taman Sari berasal dari kata Jawa taman , yang berarti "taman" atau "taman" dan sari , yang berarti "indah" atau "bunga". Oleh karena itu, nama Taman Sari berarti area taman yang indah dihiasi dengan bunga. Sebuah artikel lama menggambarkannya sebagai "istana air" (bahasa Belanda : waterkasteel ); karena dengan menutup pintu air, kompleks akan benar-benar tenggelam dalam air, meninggalkan struktur tinggi yang menonjol.

Sejarah

Taman Sari dibangun tiga tahun setelah Perjanjian Giyanti sebagai tempat peristirahatan bagi Sultan Hamengkubuwono I. Kompleks ini terdiri dari sekitar 59 bangunan  termasuk sebuah masjid, ruang meditasi, kolam renang, dan serangkaian 18 taman air dan paviliun yang dikelilingi oleh danau buatan. Kompleks ini efektif digunakan antara 1765-1812. Pembangunan Taman Sari dimulai pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I (1755–1792), sultan pertama dari Kesultanan Yogyakarta , dan diselesaikan pada masa Sultan Hamengkubuwono II . Situs bangunan, bagaimanapun, telah dikenal sebagai tempat pemandian yang disebut Pacethokan Spring sejak pemerintahan Sunan Amangkurat IV (1719-1726).  Menurut Kitab Mamana di Yogyakarta Kraton, pemimpin proyek untuk pembangunan Taman Sari adalah Tumenggung Mangundipura. Dia telah melakukan perjalanan dua kali ke Batavia untuk belajar tentang arsitektur Eropa, yang merupakan alasan mengapa arsitektur Taman Sari memiliki ciri khas Eropa.  TheBupati dari Madiun , Raden Rangga Prawirasentika, berpartisipasi dalam pendanaan pembangunan Taman Sari. Prawirasentika juga memohon Sultan untuk dibebaskan dari kewajiban pajak Madiun. Dia menawarkan cara pembayaran alternatif lainnya. Sultan menerima proposalnya. Pada 1758, Sultan memerintahkan Bupati untuk mengawasi pembuatan batu bata dan
berbagai pelengkap, yang akan digunakan untuk membangun taman yang indah. 
Sultan menginginkan tempat di mana ia dapat menghabiskan waktu untuk bersantai setelah bertahun-tahun perang yang baru saja ia alami. Raden Tumenggung Mangundipura, di bawah pengawasan Raden Arya Natakusuma (yang kemudian menjadi Sri Pakualam II), bertanggung jawab atas pembangunan tersebut. Bangunan ini dimulai pada tahun 1684 di 
Jawa(1758 AD). Setelah mengetahui seberapa besar kompleksnya, Raden Rangga Prawirasentika menyadari bahwa biayanya pasti lebih besar daripada pajak. Dia mengundurkan diri dari proyek dan digantikan oleh Pangeran Natakusuma yang melanjutkan proyek hingga selesai. 

Invasi Inggris Kraton Yogyakarta melihat sebagian besar kompleks yang hancur pada tahun 1812. 
Bangunan Taman Sari berakhir setelah gerbang dan dinding selesai dibangun. Sebuah sengkalan memet (sebuah chronogram Jawa  di gerbang barat ( Gedhong Gapura Hageng ) menandai tahun dengan kata-kata Jawa Lajering Kembang Sinesep Peksi, yangmenunjukkan tahun Jawa 1691 atau sekitar 1765: lajering , "inti" untuk 1; kembang , "bunga" untuk 9; sinerep , "menyedot" atau "minum" selama 6; peksi , "burung" untuk 1; kalimatnya bisa dibaca sebagai "burung mengumpulkan nektar dari bunga".
Pemeliharaan Taman Sari ditinggalkan begitu lama setelah Hamengkubuwono I meninggal, sebagian karena pekerjaan hidraulik yang rumit sangat sulit dipelihara. Taman-taman diabaikan dan bangunan-bangunan mengalami kerusakan selama Perang Jawa 1825–1830.

Pada awal tahun 1970, upaya pemugaran dilakukan. 
Hanya kompleks pemandian yang telah dipugar sepenuhnya. Kompleks istana jatuh tidak digunakan setelah gempa bumi pada tahun 1867, yang menghancurkan beberapa bangunan dan menguras fitur air. 
Seiring waktu, penghuni liar mulai menghuni situs tersebut, mengelilingi reruntuhan paviliun yang kosong dan mengisi lakebed yang kosong. 

Demang Tegis 


Naskah Serat Rerenggan menyebutkan kisah Demang Tegis, seorang pria Portugis yang dikatakan sebagai salah satu arsitek Taman Sari. Menurut naskah itu, seorang lelaki aneh tiba-tiba muncul di Desa Mancingan (nama lokal di pantai selatan Jawa dekat Parangtritis ). Dengan hidung panjang, kulit putih, dan bahasa asing, penduduk desa menduga bahwa orang itu semacam roh atau peri hutan. Mereka menyerahkannya kepada sultan saat ini, Hamengkubuwono II. Rupanya sultan menemukan minat pada orang itu dan mengambil pria aneh itu sebagai pelayannya. Beberapa tahun telah berlalu dan pria itu akhirnya belajar berbicara dalam bahasa Jawa . Menurut dia, dia adalah orang Portugis (atau dalam bahasa Jawa, Portegis) yang terdampar dari kapal karam. Dia juga mengaku sebagai tukang bangunan, jadi sultan memerintahkannya untuk mendirikan sebuah benteng. Puas dengan pekerjaan pria itu, sultan memberinya sebutan "demang." Sejak saat itu orang itu dikenal sebagai Demang Portegis atau Demang Tegis. 
Ada kontroversi apakah Demang Tegis sebenarnya adalah arsitek Taman Sari, karena desainnya menyerupai gaya hibrida Jawa dan Belanda, bukan bahasa Portugis. PJ Veth, di Jawa - Book III, halaman 631 menulis, "Penelitian lokal mengatakan bahwa [arsitektur Taman Sari] dirancang oleh insinyur Spanyol atau Portugis, yang terdampar dari kapal karamnya di pantai selatan. Namun, [arsitektur ] yang sangat menunjukkan karakter Jawa bertentangan dengan ini. "  Bukti tentang Demang Tegis tetap tidak meyakinkan, namun arsitektur Taman Sari memindahkan sejumlah ahli Portugis pada arsitektur dan warisan budaya untuk memeriksa Taman Sari pada tahun 2001. 
Asumsi luas pengaruh Eropa dalam desain Taman Sari juga telah ditentang oleh penelitian Hélène Njoto-Feillard dari Universitas Pantheon-Sorbonne , yang disajikan dalam sebuah makalah konferensi tahun 2003. Menganalisis konteks historis dan gaya arsitektur kompleks, kesimpulannya adalah bahwa para pencipta kemungkinan besar orang Jawa lokal. Tidak adanya penyebutan keterlibatan Eropa dalam pembangunan Taman Sari dalam uraian sejarah Belanda disajikan sebagai bukti lebih lanjut untuk mendukung hipotesis ini.

Bangunan 

Taman Sari dapat dibagi menjadi empat wilayah. Area pertama adalah danau buatan Segaran yang berada di barat. Area kedua adalah kompleks pemandian di selatan danau Segaran , yang disebut kompleks mandi Umbul Binangun . Area ketiga, sekarang benar-benar hilang, adalah Pasarean Ledok Sari dan Garjitawati Pool, yang terletak di sebelah selatan kompleks pemandian. Area keempat adalah sisi timur dari area pertama dan kedua, yang membentang jauh ke timur dan ke tenggara kompleks Magangan.

Area danau Segaran 

Kawasan danau Segaran adalah kompleks utama Taman Sari selama era tersebut. Komplek ini terdiri dari danau buatan yang disebut Segaran ("laut buatan") dengan beberapa bangunan yang terletak di pulau buatan di tengah danau. Bangunan-bangunan dihubungkan oleh terowongan bawah air. Itu digunakan sebagai titik awal bagi keluarga kerajaan untuk mencapai kolam Taman Sari melalui sebuah kapal. Hari ini, danau Segaran tidak dapat dilihat lagi karena air telah dikeringkan dan dasar danau sekarang dipenuhi dengan pemukiman manusia. Terowongan bawah air, yang sekarang berada di bawah tanah setelah air telah hilang, masih ada dan dapat diakses. 
Di tengah Segaran adalah pulau buatan yang dikenal sebagai Pulau Kenongo (Jawa Pulo Kenongo ). Itu dinamai pohon kananga yang pernah menutupi pulau. Di pulau ini adalah bangunan satu lantai yang disebut bangunan Kenongo (Jawa Gedhong Kenongo ), sekarang dalam reruntuhan. 
Di sisi selatan Pulau Kenongo adalah deretan bangunan kecil yang disebut Tajug . Bangunan-bangunan ini awalnya digunakan sebagai ventilasi udara untuk terowongan yang terletak di bawah danau. Terowongan bawah tanah ini, dibangun pada 1761,  adalah cara alternatif untuk mencapai Pulau Kenongo selain dengan kapal. Juga di sisi selatan Pulau Kenongo adalah pulau buatan yang disebut Pulau Cemethi (Pulau Pulo Cemethi ) atau Pulau Panembung (Jawa Pulo Panembung ). Ini adalah struktur bertingkat satu bagi Sultan untuk bermeditasi, atau beberapa mengatakan, tempat persembunyian bagi keluarga kerajaan selama serangan. Nama lain untuk pulau ini adalah Sumur Gumantung, karena di sisi selatan pulau ini ada sumur yang menggantung di atas tanah. Tempat ini hanya bisa dicapai melalui terowongan bawah air. Pembangunan Pulau Cemethi sekarang juga menjadi reruntuhan.  Sebuah legenda mengatakan bahwa ada terowongan rahasia yang menghubungkan istana dengan laut selatan ( Samudera Hindia ) di mana Nyai Roro Kidul atau Ratu Selatan memiliki istananya.  Ratu supernatural menjadi istri spiritual Sultan Yogyakarta selama beberapa generasi. 

Di sisi barat Pulau Kenongo adalah struktur melingkar satu lantai lain yang membentuk pulau buatan lain di masa lalu yang disebut 
Sumur GumulingSumur Gumuling ). Bangunan satu lantai ini hanya dapat dimasuki melalui terowongan bawah laut. Bangunan itu digunakan sebagai masjid. Sebuah ceruk di dinding gedung ini digunakan sebagai mihrab . Area pusat bangunan ini adalah platform yang ditinggikan di mana empat tangga bertemu, dan kemudian dari peron, satu tangga mencapai lantai pertama. Pada tingkat dasar dari platform ini adalah kolam kecil yang digunakan untuk wudhu ritual Muslim . 


Area kedua terletak di selatan bekas danau buatan 
Segaran . Meskipun daerah ini bukan titik pusat Taman Sari, ini adalah kawasan terawat terbaik di kompleks dan saat ini merupakan objek wisata yang paling populer. Area ini diakses melalui dua gerbang di sisi timur dan barat, masing-masing gerbang ini mengarah ke pusat kompleks, pertama ke halaman berbentuk oktagonal di sebelah timur dan barat, dan kemudian masing-masing halaman ini mengarah ke kompleks pemandian sentral di pusat.Kompleks mandi 

Gerbang 


Pintu masuk barat, 
Gedhong Gapura Hageng sebelumnya digunakan sebagai pintu masuk utama ke kompleks pemandian. Fasad timur gerbang masih terlihat hari ini, tetapi fasad barat diblokir oleh permukiman. Pembangunan gerbang ini selesai pada 1691 Tahun Jawa(sekitar 1765 M). Pintu masuk timur, Gedhong Gapura Panggung masih berfungsi sebagai gerbang dan sekarang pintu masuk utama bagi wisatawan. Pintu masuk timur adalah bangunan dengan empat tangga, dua di sisi barat dan dua di sebelah timur. Empat nagas pernah mendekorasi gerbang ini, sekarang hanya ada dua nagas yang tersisa. Bangunan itu selesai pada 1684 kalender Jawa (sekitar 1758 AD). Ada dua gerbang yang mengarah ke kompleks mandi, yang barat disebut 
Gedhong Gapura Hageng dan yang sebelah timur disebut Gedhong Gapura Panggung . Kedua gerbang dihiasi dengan ornamen burung bergaya dan dedaunan berbunga. 

Halaman oktagonal 

Masing-masing gerbang mengarah ke halaman berbentuk segi delapan. Gerbang barat mengarah ke halaman tertutup berbentuk oktagonal barat. Di masa lalu, sebuah bangunan berdiri di tengah-tengah halaman ini, yang disebut bangunan Lopak-lopak (Jawa Gedhong Lopak-lopak). 
Gerbang timur mengarah ke halaman tertutup berbentuk segi delapan juga. Ini memiliki tata letak yang mirip dengan halaman Gedhong Lopak-lopak , tetapi di dalamnya, ada empat paviliun yang dikenal sebagai Gedhong Sekawan . Paviliun ini digunakan sebagai tempat peristirahatan bagi keluarga kerajaan. 
Halaman timur dan barat segi delapan mengarah ke kompleks mandi sentral.

Kompleks mandi Umbul Pasiraman


Di sebelah selatan bangunan ini adalah kolam ketiga yang hanya digunakan oleh sultan dan para selirnya. 
Selama jamannya, hanya perempuan dan sultan yang diizinkan masuk ke kompleks pemandian ini. Ada dua bangunan di kompleks pemandian. 
Bangunan paling utara digunakan sebagai tempat istirahat dan ruang ganti untuk putri dan selir sultan. Di sisi selatan bangunan ini adalah kolam yang dikenal sebagai 
Umbul Muncar . Kolam dibagi menjadi dua oleh jalur pusat (dikenal sebagai Blumbang Kuras ) yang membentang timur-barat. Bangunan sebelah selatan adalah bangunan dengan menara di tengahnya. Sayap kanan bangunan digunakan sebagai ruang ganti sultan, sayap timur digunakan sebagai tempat peristirahatannya. Menara pusat digunakan oleh sultan untuk mengamati putri dan selirnya mandi di kolam renang.

Gedhong Temanten 


Area ketiga 
Di sebelah tenggara dan timur laut 
Gedhong Gapuro Panggung adalah dua bangunan yang dikenal sebagai Gedhong Temanten . Bangunan-bangunan itu dulunya digunakan oleh penjaga istana. Menurut studi arkeologi, di sisi selatan gedung ini ada bangunan lain dan taman yang tetap tidak bisa dilihat lagi dan dipenuhi permukiman. 
Daerah ini yang terletak di sebelah selatan kompleks pemandian, tetapi tidak terlihat sisa-sisa yang tersisa. Menurut rekonstruksi situs, kompleks ini terdiri dari kompleks Pasarean Dalem Ledok Sari dan kompleks kolam Garjitawati dengan beberapa paviliun dan taman. Pasarean Dalem Ledok Sari adalah satu-satunya bagian dari kompleks yang masih dilindungi. Pasarean Dalem Ledok Sari mungkin digunakan sebagai tempat meditasi untuk sultan, atau beberapa orang mengatakan sebagai tempat pertemuan bagi sultan dan para selirnya. Di tengah-tengah gedung itu juga ada ruang tidur bagi sultan dengan air yang mengalir di bawahnya. Ada juga dapur, ruang menjulang, penyimpanan, dua kolam renang untuk para pelayan, dan sebuah taman. 

Area keempat 

Kompleks keempat adalah bagian dari kompleks Taman Sari yang praktis tidak memiliki sisa-sisa yang terlihat, kecuali bekas jembatan gantung dan sisa-sisa dermaga. Deskripsi daerah ini diambil dari rekonstruksi yang dibuat dari sketsa tentara Inggris 1812 dari keraton Yogyakarta Daerah ini memanjang sekitar 600 meter ke arah timur dari area danau Segaran . Daerah ini terdiri dari danau buatan lain di sebelah tenggara kompleks Magangan ke arah timur laut kompleks Siti Hinggil Kidul. Di tengah danau buatan ini adalah pulau buatan lain yang disebut Pulau Kinupeng (Javanese Pulo Kinupeng ). Sebuah bangunan, yang dikenal sebagai bangunan Gading (Jawa Gedhong Gading ) berdiri di tengah pulau.
Danau buatan ini terhubung ke sisi timur Danau Segaran melalui kanal sepanjang 380 meter yang membentang dari timur ke barat. Kanal itu lebarnya sekitar 20 meter dan ada dua kemacetan yang dianggap sebagai tempat di mana jembatan gantung pernah berdiri. Salah satu jembatan sekarang terletak di jalan yang menghubungkan kompleks Kraton Magangan dengan Kamandhungan Kidul. Tata letak jembatan masih dapat dikenali, meskipun jembatan itu sendiri telah lenyap. Di sisi barat jembatan gantung adalah dermaga yang digunakan oleh sultan sebagai titik awal untuk perjalanannya ke kolam Taman Sari di atas kapal kerajaannya.
Kanal ini dibatasi di selatan dan utara dengan taman, sekarang terletak di sisi barat kompleks kraton Kamanghungan Kidul dan Siti Hinggil Kidul. Saat ini, semua kanal, jembatan, danau, dan kebun ini telah diisi dengan pemukiman lokal; Kebun menjadi Kampung Ngadisuryan, danau menjadi kampung Segaran. 

Malioboro Jantungnya kota Jogja

Jalan Malioboro


adalah jalan perbelanjaan utama di Yogyakarta , Indonesia ; nama ini juga digunakan lebih umum untuk lingkungan di sekitar jalan. Itu terletak sumbu utara-selatan di garis antara Kraton Yogyakarta dan Gunung Merapi . Hal ini sendiri penting bagi banyak penduduk lokal, orientasi utara-selatan antara istana dan gunung berapi menjadi penting.
Jalan adalah pusat distrik wisata terbesar di Yogyakarta yang dikelilingi oleh banyak hotel, restoran, dan toko-toko di dekatnya. Trotoar di kedua sisi jalan penuh sesak dengan kios-kios kecil yang menjual berbagai barang. Di malam hari, beberapa restoran pinggir jalan terbuka, yang disebut lesehan , beroperasi di sepanjang jalan. Ini adalah jalan para seniman. Musisi jalanan, pelukis, dan seniman lainnya menunjukkan karya mereka di jalan ini. Kurang jelas bagi wisatawan, tetapi lebih untuk penduduk lokal, jalan-jalan samping, jalur dan struktur yang mengarah ke Malioboro sama pentingnya dengan jalan itu sendiri.

Sejarah

Jalanan itu selama bertahun-tahun dua arah, tetapi pada tahun 1980-an telah menjadi satu-satunya jalan, dari jalur kereta api (di mana itu dimulai) ke selatan - ke pasar Beringharjo, di mana itu berakhir. Hotel era Belanda tertua terbesar, Hotel Garuda, terletak di ujung utara jalan, di sisi timur yang berdekatan dengan jalur kereta api. Ini adalah bekas kompleks Perdana Menteri era Belanda, kepatihan , di sisi timur.
Selama bertahun-tahun di tahun 1980-an dan kemudian, iklan rokok ditempatkan di bangunan pertama di selatan jalur kereta api - atau secara efektif bangunan terakhir di Malioboro, yang mengiklankan rokok Marlboro , tidak diragukan lagi menarik bagi penduduk setempat dan orang asing yang akan melihat permainan dengan nama jalan dengan produk asing yang diiklankan.
Itu tidak mencapai dinding atau pekarangan istana Yogyakarta , karena Malioboro berhenti dalam nama yang berdekatan dengan pasar yang sangat besar Beringharjo (di sisi timur juga). Dari titik ini jalan berubah nama menjadi Jalan Ahmad Yani (Jalan Ahmad Yani) dan memiliki bekas kediaman Gubernur di sisi barat, dan Benteng Belanda tua Vredeburg di sisi timur.
Ada pengamen Angklung yang siap memeriahkan suasana malam di jalan malioboro.

Jangan Lupa Baca Ini Juga